DAFTAR
ISI
LEMBAR PENGESAHAN
KATA
PENGANTAR ............................................................................... i
DAFTAR
ISI .............................................................................................. ii
BAB
I PENDAHULUAN
.................................................................... 1
1.1
Latar Belakang .................................................................. 2
1.2
Tujuan Penulisan .............................................................. 2
1.2.1
Tujuan Umum ....................................................... 2
1.2.2
Tujuan Khusus ..................................................... 2
BAB
II TINJAUAN TEORITIS
.......................................................... 3
2.1 Pengertian ........................................................................ 3
2.1.1 Bayi
baru lahir normal ........................................... 3
2.1.2 Ciri-ciri bayi baru lahir normal .............................. 3
2.1.3
Refleks bayi .......................................................... 4
2.1.4
Penanganan segera BBL ...................................... 6
BAB
III KASUS ............................................................................... 16
BAB
IV PENUTUP……………………………………...........................
16
3.1 Kesimpulan ...................................................................... 16
DAFTAR
PUSTAKA ............................................................................... 17
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Berdasarkan penelitian WHO di seluruh dunia terdapat
kematian ibu sebesar 500.000 jiwa pertahun
dan kematian bayi pada khususnya neonatus sebesar 10 juta pertahun.
Kematian Maternal dan bayi tersebut terjadi terutama di Negara berkembang
sebesar 99% ( Manuaba, 1998 )
Angka kematian
bayi di Indonesia masi tinggi di bandingkan dengan Negara lainnya. Angka
kematian bayinya (AKB) adalah jumlah kematian bayi dalam usia 28 hari pertama
kehidupan per 1000 kelahiran hidup ( hincllif 1999 ). Angka ini merupakan salah
satu indicator derajat kesehatan bangsa. Tingginya angka kematian bayi ini dapat
menjadi petunjuk bahwa pelayanan maternal dan nonatal kurang baik , untuk
menurunkan angka kematian bayi tersebut.
Rencana strategi nasipnal Making Pregnacy Safer (MPS)
Indonesia 2001-2010., dalam konteks rencana pembangunan kesehatan menuju
Indonesia sehat 2010, mempunyai visi “kehamilan dan persalinan di Indonesia
berlangsung aman dan bayi yang di lahirkan hidup sehat”. Sedangkan salah satu
misi MPS adalah mempromosikan kesehatan ibu dan bbl. Perlu adanya program
kesehatan ibu dan bayi bru lahir (BBL) yang dapat menurun AKB ( syafesi, dari
kompas 2008).
Periode BBL ( neonatus) adalah masa 28 hari pertama
kehidupan manusia.pada masa ini terjadi proses penyesuaian system tubuh bayi
dari kehidupan intrauteri ke kehidupan ekstrauteri. Masaini adalah masa yang
perlu mendapatkan perhatian karena pada masa ini terdapat mortalitas paling
tinggi (rudon, 2006). Penyebab kematian
bayi ini adalah BBLR, asfiksia, tetanus, infeksi dan masalah pemberian ASI (
syafei, di kutip dari kompas 2008 ).
Bayi normal yang di lahirkan di rumah sakit maupun di
klinik bersalin biasanya hanya mendapatkan perawatan 2-3 hari, perawatan
selanjutnya di rumah sepenuhnya di lakukan oleh ibu. Prilaku ibu dalam
melakukan perawatan bayi baru lahir di pengaruhi oleh pengetahuan tyang di miliki
oleh ibu yang di dapat dari orang tua
nya ( tradisi), tenaga kesehatan dan media cetak. Dengan demikian prilaku ibu
dalam merawat bayi baru lahir sangat menentukan kesehatan bayinya.
1.2. Tujuan
1.2.1. Tujuan Umum
Agar mahasiswa memproleh gambaran nyata dalam
melaksanakan asuhan kebidanan bayi baru lahir normal pada bayi Ny. N di
neonatie ruang V rumah sakit umum Dr. Pirngadi kota Medan.
1.2.2. Tujuan Khusus
- Bagi institusi pendidikan
Diharapkan agar makalah ini sebagai
acuan untuk membimbing mahasiswa yang terjun kelahan praktek belajar lapangan
dengan meneranpkan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dan memantau
kompetensi mahasiswa selama dalam menjalani peraktek.
-
Bagi mahasiswa
Diharapkan agar mahasiswa ini lebih
meningkatkan pengetahuan dan menambah wawasan dalam menerapkan asuhan kebidanan
yang di peroleh selama praktek belajar
lapangan.
-
Bagi pihak rumah sakit
Agar makalah ini berguna sebagai pola ukur dalam memberikan
asuhan kebidanan bayi baru lahir.
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1. Pengertian.
2.1.1 Bayi Baru Lahir
(BBL) Normal
Menurut Saifuddin, (2002) Bayi baru lahir adalah bayi
yang baru lahir selama satu jam pertama kelahiran.
Menurut Donna L. Wong, (2003) Bayi baru lahir adalah
bayi dari lahir sampai usia 4 minggu. Lahirrnya biasanya dengan usia gestasi 38
– 42 minggu.
Menurut Dep. Kes. RI, (2005) Bayi baru lahir normal
adalah bayi yang lahir dengan umur kehamilan 37 minggu sampai 42 minggu dan
berat lahir 2500 gram sampai 4000 gram.
Menurut M. Sholeh Kosim, (2007) Bayi baru lahir normal
adalah berat lahir antara 2500 – 4000 gram, cukup bulan, lahir langsung
menangis, dan tidak ada kelainan congenital (cacat bawaan) yang berat.
2.1.2 Ciri – Ciri Bayi Baru
Lahir Normal
- Berat badan 2500 – 4000 gram
- Panjang badan 48 – 52 cm
- Lingkar dada 30 – 38 cm
- Lingkar kepala 33 – 35 cm
- Frekuensi jantung 120 – 160 kali/menit
- Pernafasan ± 60 - 40 kali/menit
- Kulit kemerah – merahan dan licin karena jaringan sub kutan cukup
- Rambut lanugo tidak terlihat, rambut kepala biasanya telah sempurna
- Kuku agak panjang dan lemas
- Genitalia;
Perempuan labia mayora sudah menutupi labia minora
Laki – laki testis sudah turun, skrotum sudah ada
- Reflek hisap dan menelan sudah terbentuk dengan baik
- Reflek morrow atau gerak memeluk bila dikagetkan sudah baik
- Reflek graps atau menggenggam sudah baik
- Eliminasi baik, mekonium akan keluar dalam 24 jam pertama, mekonium berwarna hitam kecoklatan.
Setelah bayi lahir
bayi memiliki beberapa reflex fisiologi:
2.1.3 Refleks bayi
|
2.1.4
Penanganan Segera Bayi Baru Lahir
Menurut JNPK-KR/POGI, APN, (2007) asuhan segera, aman
dan bersih untuk bayi baru lahir ialah :
1. Pencegahan
Infeksi
- Ø Cuci tangan dengan seksama sebelum dan setelah bersentuhan dengan bayi
- Ø Pakai sarung tangan bersih pada saat menangani bayi yang belum dimandikan
- Ø Pastikan semua peralatan dan bahan yang digunakan, terutama klem, gunting, penghisap lendir DeLee dan benang tali pusat telah didesinfeksi tingkat tinggi atau steril.
- Ø Pastikan semua pakaian, handuk, selimut dan kain yang digunakan untuk bayi, sudah dalam keadaan bersih. Demikin pula dengan timbangan, pita pengukur, termometer, stetoskop.
2. Melakukan penilaian
- Ø Apakah bayi menangis kuat dan/atau bernafas tanpa kesulitan
- Ø Apakah bayi bergerak dengan aktif atau lemas
Jika bayi tidak bernapas atau bernapas megap – megap
atau lemah maka segera lakukan tindakan resusitasi bayi baru lahir.
3. Pencegahan
Kehilangan Panas
Mekanisme
kehilangan panas
a. Evaporasi
Penguapan cairan ketuban pada permukaan tubuh oleh panas
tubuh bayi sendiri karena setelah lahir, tubuh bayi tidak segera dikeringkan.
b. Konduksi
Kehilangan panas tubuh melalui kontak langsung antara
tubuh bayi dengan permukaan yang dingin, co/ meja, tempat tidur, timbangan yang
temperaturnya lebih rendah dari tubuh bayi akan menyerap panas tubuh bayi bila
bayi diletakkan di atas benda – benda tersebut
c. Konveksi
Kehilangan panas tubuh terjadi saat bayi terpapar udara
sekitar yang lebih dingin, co/ ruangan yang dingin, adanya aliran udara dari
kipas angin, hembusan udara melalui ventilasi, atau pendingin ruangan.
d. Radiasi
Kehilangan panas yang terjadi karena bayi ditempatkan di
dekat benda – benda yang mempunyai suhu tubuh lebih rendah dari suhu tubuh
bayi, karena benda – benda tersebut menyerap radiasi panas tubuh bayi (walaupun
tidak bersentuhan secara langsung)
2.1.5 Mencegah
Kehilangan Panas
Cegah terjadinya kehilangan panas melalui upaya berikut :
a. Keringkan
bayi dengan seksama
Mengeringkan dengan cara menyeka tubuh bayi, juga
merupakan rangsangan taktil untuk membantu bayi memulai pernapasannya.
b. Selimuti
bayi dengan selimut atau kain bersih dan hangat
Ganti handuk atau kain yang telah basah oleh cairan
ketuban dengan selimut atau kain yang baru (hanngat, bersih, dan kering)
c. Selimuti
bagian kepala bayi
Bagian kepala bayi memiliki luas permukaan yg relative
luas dan bayi akan dengan cepat kehilangan panas jika bagian tersebut tidak
tertutup.
d. Anjurkan ibu
untuk memeluk dan menyusui bayinya
Pelukan ibu pada tubuh bayi dapat menjaga kehangatan
tubuh dan mencegah kehilangan panas. Sebaiknya pemberian ASI harus dimulai
dalam waktu satu (1) jam pertama kelahiran
e. Jangan
segera menimbang atau memandikan bayi baru lahir
Karena bayi baru lahir cepat dan mudah kehilangan panas
tubuhnya, sebelum melakukan penimbangan, terlebih dahulu selimuti bayi dengan
kain atau selimut bersih dan kering. Berat badan bayi dapat dinilai dari
selisih berat bayi pada saat berpakaian/diselimuti dikurangi dengan berat
pakaian/selimut. Bayi sebaiknya dimandikan sedikitnya enam (^) jam setelah
lahir.
2.1.6 Praktik
Memandikan Bayi Yang Dianjurkan Adalah :
- Tunggu hingga ± 6 jam setelah lahir sebelum memandikan bayi (lebih lama jika bayi mengalami asfiksia atau hipotermi)
- Sebelum memandikan bayi, periksa bahwa suhu tubuh stabil (suhu aksila antara 36,5º C – 37º C). Jika suhu tubuh bayi masih dibawah 36,5º C, selimuti kembali tubuh bayi secara longgar, tutupi bagian kepala dan tempatkan bersama ibunya di tempat tidur atau lakukan persentuhan kuli ibu – bayi dan selimuti keduanya. Tunda memandikan bayi hingga suhu tubuh bayi tetap stabil dalam waktu (paling sedikit) satu (1) jam.
- Tunda untuk memandikan bayi yang sedang mengalami masalah pernapasan
- Sebelum bayi dimandikan, pastikan ruangan mandinya hangat dan tidak ada tiupan angin. Siapkan handuk bersih dan kering untuk mengeringkan tubuh bayi dan siapkan beberapa lembar kain atau selimut bersih dan kering untuk menyelimuti tubuh bayi setelah dimandikan.
- Memandikan bayi secara cepat dengan air bersih dan hangat
- Segera keringkan bayi dengan menggunakan handuk bersih dan kering
- Ganti handuk yang basah dengan selimut bersih dan kering, kemudian selimuti tubuh bayi secara longgar. Pastikan bagian kepala bayi diselimuti dengan baik
- Bayi dapat diletakkan bersentuhan kulit dengan ibu dan diselimuti dengan baik
- Ibu dan bayi disatukan di tempat dan anjurkan ibu untuk menyusukan bayinya
- Tempatkan bayi di lingkungan yang hangat
- Idealnya bayi baru lahir ditempatkan di tempat tidur yang sama dengan ibunya, untuk menjaga bayi tetap hangat dan mendorong ibu untuk segera memberikan ASI
Kelebihan yang dimiliki ASI
dibandingkan susu botol adalah:
-
ASI menyediakan zat-zat gizi
yang diperlukan bayi dalam bentuk yang paling mudah dicerna dan paling mudah
diserap
-
ASI mengandung antibodi dan
sel-sel darah putih yang melindungi bayi terhadap infeksi
-
ASI bisa merubah keasaman tinja
dan Flora usus sehingga melindungi bayi terhadap diare karena bakteri.
Karena sifat perlindungan tersebut, bayi yang diberi ASI
pada umumnya lebih jarang terkena infeksi dibandingkan bayi yang diberi susu
botol.
Keuntungan bagi ibu adalah ikatan Batin dengan bayi lebih kuat dan ibu merasa dekat dengan bayinya.
Keuntungan bagi ibu adalah ikatan Batin dengan bayi lebih kuat dan ibu merasa dekat dengan bayinya.
Cairan encer kekuningan, yang disebut kolostrum,
mengalir dari puting ibu sebelum ASI diproduksi. Kolostrum kaya akan kalori,
protein dan antibodi.
Antibodi dalam kolostrum akan sangat berharga bila diserap langsung ke dalam tubuh dari lambung. Dengan jalan ini, bayi terlindungi dari penyakit yang antibodinya telah dibentuk oleh ibu.
Antibodi dalam kolostrum akan sangat berharga bila diserap langsung ke dalam tubuh dari lambung. Dengan jalan ini, bayi terlindungi dari penyakit yang antibodinya telah dibentuk oleh ibu.
Puting ibu tidak memerlukan persiapan khusus sebelum
digunakan untuk menyusui. Mengeluarkan cairan secara manual sebelum persalinan
bahkan pada awal persalinan, bisa menyebabkan infeksi payudara (mastitis).
Secara alami, dihasilkan pelumas untuk melindungi
permukaan areola dan puting yang dipersiapkan untuk diisap. Pelumas ini tidak
boleh dibersihkan/diseka.
Ibu mengambil posisi yang nyaman dan santai, mungkin
berbaring hampir mendatar dan berganti posisi untuk payudara kiri dan kanan.
Bayi menghadap ke ibu.
Ibu memegang payudaranya, dengan ibu jari dan telunjuk
di puncak payudara dan jari lainnya di bawah payudara, dan menyentuhkan
putingnya ke bibir bawah bayi. Ini akan merangsang bayi untuk membuka mulutnya
(refleks mencucur) dan melahap payudara ibu.
Ibu mendorong puting dan areola payudara ke dalam mulut
bayi, memastikan bahwa puting berada di tengah-tengah untuk mencegah terjadinya
luka pada puting payudara.
Sebelum menjauhkan bayi dari puting payudara, ibu
menghentikan kegiatan menyusui ini dengan memasukkan jarinya ke dalam mulut
bayi dan dengan lembut menekan dagu bayi ke bawah.
Pada awalnya, bayi menyusu hanya beberapa menit setiap
kalinya.
Refleks umpan balik (refleks let-down) dalam tubuh ibu akan memacu pembentukan ASI.
Refleks umpan balik (refleks let-down) dalam tubuh ibu akan memacu pembentukan ASI.
Pengisapan yang berlebihan pada awal menyusui harus
dihindari.
Puting yang luka merupakan akibat dari posisi menyusui yang salah dan lebih sulit untuk mengobatinya. Pada sisi yang lain, produksi ASI tergantung pada waktu menyusui yang memadai. Waktu menyusui akan meningkat secara bertahap sampai produksi ASI benar-benar stabil. Mulanya bayi disusui sekitar 10 menit, kemudian disusui selama bayi menginginkannya.
Puting yang luka merupakan akibat dari posisi menyusui yang salah dan lebih sulit untuk mengobatinya. Pada sisi yang lain, produksi ASI tergantung pada waktu menyusui yang memadai. Waktu menyusui akan meningkat secara bertahap sampai produksi ASI benar-benar stabil. Mulanya bayi disusui sekitar 10 menit, kemudian disusui selama bayi menginginkannya.
Untuk anak pertama, produksi ASI biasanya terjadi dalam
72-97 jam setelah persalinan. Untuk anak berikutnya, ASI akan lebih cepat
terbentuk. Jika ibu merasa lelah selama malam-malam pertama, pemberian ASI pada
tengah malam (jam 2 malam) bisa diganti dengan air. Tetapi tenggang waktu
antara menyusui tidak boleh lebih dari 6 jam.
Menyusui hendaknya berdasarkan kemauan bayi, tidak
berdasarkan waktu. Demikian pula halnya dengan lamanya menyusui, harus
disesuaikan untuk memenuhi kebutuhan bayi.
Ibu harus memeriksakan bayinya ke dokter, terutama pada
anak pertama, pada 7-10 hari setelah persalinan sehingga dokter bisa mengetahui
bagaimana proses menyusui berlangsung dan menjawab berbagai pertanyaan mengenai
menyusui.
Payudara cenderung membengkak dan menimbulkan rasa tidak
nyaman selama hari-hari pertama menyusui. Pembengkakan ini bisa dikurangi
dengan lebih sering menyusui. Mengenakan BH yang nyaman selama 24 jam sehari
bisa membantu mengurangi nyeri. Mengeluarkan ASI dengan tangan juga akan
mengurangi tekanan.
Ibu mungkin perlu mengeluarkan ASInya secara manual
sebelum menyusui agar mulut bayi dapat mencakup daerah areola yang membengkak.
Tetapi pengeluaran berlebihan diantara waktu menyusui cenderung menyebabkan pembengkakan yang berlanjut dan pengeluaran secara manual seharusnya hanya dilakukan untuk mengurangi rasa tidak nyaman. Posisi yang salah dari bayi juga bisa menyebabkan luka pada puting ibu. Kadang-kadang bayi menarik bibir bawahnya dan mengisapnya, menimbulkan iritasi pada puting. Bila hal ini terjadi, ibu dapat melepaskan bibir bayi dengan jari ibu.
Tetapi pengeluaran berlebihan diantara waktu menyusui cenderung menyebabkan pembengkakan yang berlanjut dan pengeluaran secara manual seharusnya hanya dilakukan untuk mengurangi rasa tidak nyaman. Posisi yang salah dari bayi juga bisa menyebabkan luka pada puting ibu. Kadang-kadang bayi menarik bibir bawahnya dan mengisapnya, menimbulkan iritasi pada puting. Bila hal ini terjadi, ibu dapat melepaskan bibir bayi dengan jari ibu.
Setelah menyusui, ASI yang tersisa di puting dibiarkan
mengering dengan sendirinya, jangan dilap atau dicuci. Bisa juga dikeringkan
dengan pengering rambut dengan panas yang rendah. Pada iklim yang sangat
kering, lanolin hipoalergenik atau salep bisa dioleskan pada puting. BH yang
dilapisi plastik harus dihindari. Seorang ibu yang menyusukan ASInya,
memerlukan zat gizi tambahan terutama kalsium. Hasil olahan susu merupakan
sumber kalsium yang sangat baik. Tetapi jika ibu tidak menyukai susu, bisa
diganti dengan kacang-kacangan dan sayuran hijau. Atau ibu juga bisa
mengkonsumsi kalsium tambahan dalam bentuk tablet.
Vitamin tambahan tidak diperlukan lagi bila kebutuhan
gizi sudah terpenuhi dalam makanan ibu, yang terutama harus mengandung vitamin
C, vitamin B6 dan vitamin B12 yang cukup. Kapan saatnya bayi disapih (berhenti
mendapatkan ASI), tergantung kepada kebutuhan dan keinginan dari ibu dan bayi.
Pemberian ASI selama minimal 6 bulan akan sangat menguntungkan.
Penyapihan secara bertahap akan lebih mudah, baik bagi ibu maupun bayi, dari pada pemberhentian secara tiba-tiba.
Penyapihan secara bertahap akan lebih mudah, baik bagi ibu maupun bayi, dari pada pemberhentian secara tiba-tiba.
Pada saat disapih, biasanya bayi diperkenalkan kepada
makanan padat. ASI diberikan sebanyak 8-10 kali/hari, dan makanan padat
diberikan sampai 3 kali/hari. Pemberian ASI secara bertahap lalu dikurangi. Bila
bayi sudah berumur 7 bulan, satu kali menyusui ASI hendaknya diganti dengan
sebotol jus buah, ASI yang diperas atau formula. Belajar minum dari gelas
merupakan saat perkembangan yang penting dan biasanya bisa terlaksana pada saat
bayi berusia 10 bulan.
Beberapa bayi tetap memerlukan 1-2 kali/hari menyusu
kepada ibunya sampai berusia 18-24 bulan. Jika menyusui berlangsung lebih lama,
anak juga harus diberi makanan padat dan diajari minum dengan gelas.
4. Membebaskan
Jalan Nafas
Dengan cara sebagai berikut yaitu bayi normal akan
menangis spontan segera setelah lahir, apabila bayi tidak langsung menangis,
penolong segera membersihkan jalan nafas dengan cara sebagai berikut :
- Ø Letakkan bayi pada posisi terlentang di tempat yang keras dan hangat.
- Ø Gulung sepotong kain dan letakkan di bawah bahu sehingga leher bayi lebih lurus dan kepala tidak menekuk. Posisi kepala diatur lurus sedikit tengadah ke belakang.
- Ø Bersihkan hidung, rongga mulut dan tenggorokkan bayi dengan jari tangan yang dibungkus kassa steril.
- Ø Tepuk kedua telapak kaki bayi sebanyak 2-3 kali atau gosok kulit bayi dengan kain kering dan kasar.
- Ø Alat penghisap lendir mulut (De Lee) atau alat penghisap lainnya yang steril, tabung oksigen dengan selangnya harus sudah ditempat
- Ø Segera lakukan usaha menghisap mulut dan hidung
- Ø Memantau dan mencatat usaha bernapas yang pertama (Apgar Score)
- Ø Warna kulit, adanya cairan atau mekonium dalam hidung atau mulut harus diperhatikan.
5 Merawat tali pusat
- Ø Setelah plasenta dilahirkan dan kondisi ibu dianggap stabil, ikat atau jepitkan klem plastik tali pusat pada puntung tali pusat.
- Ø Celupkan tangan yang masih menggunakan sarung tangan ke dalam larutan klonin 0,5 % untuk membersihkan darah dan sekresi tubuh lainnya.
- Ø Bilas tangan dengan air matang atau disinfeksi tingkat tinggi
- Ø Keringkan tangan (bersarung tangan) tersebut dengan handuk atau kain bersih dan kering.
- Ø Ikat ujung tali pusat sekitar 1 cm dari pusat bayi dengan menggunakan benang disinfeksi tingkat tinggi atau klem plastik tali pusat (disinfeksi tingkat tinggi atau steril). Lakukan simpul kunci atau jepitankan secara mantap klem tali pusat tertentu.
- Ø Jika menggunakan benang tali pusat, lingkarkan benang sekeliling ujung tali pusat dan dilakukan pengikatan kedua dengan simpul kunci dibagian tali pusat pada sisi yang berlawanan.
- Ø Lepaskan klem penjepit tali pusat dan letakkan di dalam larutan klonin 0,5%
- Ø Selimuti ulang bayi dengan kain bersih dan kering, pastikan bahwa bagian kepala bayi tertutup dengan baik..(Dep. Kes. RI, 2002)
6 Mempertahankan suhu tubuh bayi
Pada waktu lahir, bayi belum mampu mengatur tetap suhu
badannya, dan membutuhkan pengaturan dari luar untuk membuatnya tetap hangat.
Bayi baru lahir harus di bungkus hangat. Suhu tubuh bayi merupakan tolok ukur
kebutuhan akan tempat tidur yang hangat sampai suhu tubuhnya sudah stabil. Suhu
bayi harus dicatat (Prawiroharjo, 2002).
Bayi baru lahir tidak dapat mengatur temperatur tubuhnya
secara memadai dan dapat dengan cepat kedinginan jika kehilangan panas tidak
segera dicegah. Bayi yang mengalami kehilangan panas (hipotermi) beresiko
tinggi untuk jatuh sakit atau meninggal, jika bayi dalam keadaan basah atau
tidak diselimuti mungkin akan mengalami hipoterdak, meskipun berada dalam
ruangan yang relatif hangat. Bayi prematur atau berat lahir rendah sangat
rentan terhadap terjadinya hipotermia.
Pencegah terjadinya kehilangan panas yaitu dengan :
- Ø Keringkan bayi secara seksama
- Ø Selimuti bayi dengan selimut atau kain bersih, kering dan hangat
- Ø Tutup bagian kepala bayi
- Ø Anjurkan ibu untuk memeluk dan menyusukan bayinya
- Ø Lakukan penimbangan setelah bayi mengenakan pakaian
- Ø Tempatkan bayi di lingkungan yang hangat. (Dep. Kes. RI, 2002)
7.Pencegahan
infeksi
- Ø Memberikan vitamin K
Untuk mencegah terjadinya perdarahan karena defisiensi
vitamin K pada bayi baru lahir normal atau cukup bulan perlu di beri vitamin K
per oral 1 mg / hari selama 3 hari, dan bayi beresiko tinggi di beri vitamin K
parenteral dengan dosis 0,5 – 1 mg IM.
- Ø Memberikan obat tetes atau salep mata
Untuk pencegahan penyakit mata karena klamidia (penyakit
menular seksual) perlu diberikan obat mata pada jam pertama persalinan, yaitu
pemberian obat mata eritromisin 0.5 % atau tetrasiklin 1 %, sedangkan salep
mata biasanya diberikan 5 jam setelah bayi lahir. Perawatan mata harus segera
dikerjakan, tindakan ini dapat dikerjakan setelah bayi selesai dengan perawatan
tali pusat
Yang lazim dipakai adalah larutan perak nitrat atau
neosporin dan langsung diteteskan pada mata bayi segera setelah lahir Bayi baru
lahir sangat rentan terhadap infeksi, pastikan untuk melakukan tindakan
pencegahan infeksi berikut ini :
- Ø Cuci tangan secara seksama sebelum dan setelah melakukan kontak dengan bayi.
- Ø Pakai sarung tangan bersih pada saat menangani bayi yang belum dimandikan.
- Ø Pastikan bahwa semua peralatan, termasuk klem gunting dan benang tali pusat telah didinfeksi tingkat tinggi atau steril, jika menggunakan bola karet penghisap, pakai yang bersih dan baru.
- Ø Pastikan bahwa semua pakaian, handuk, selimut serta kain yang digunakan untuk bayi telah dalam keadaan bersih.
- Ø Pastikan bahwa timbangan, pipa pengukur, termometer, stetoskop dan benda-benda lainnya yang akan bersentuhan dengan bayi dalam keadaan bersih (dekontaminasi dan cuci setiap setelah digunakan). (Dep.kes.RI, 2002)
8. Identifikasi bayi
- Ø Alat pengenal untuk memudahkan identifikasi bayi perlu di pasang segera pasca persalinan. Alat pengenal yang efektif harus diberikan kepada bayi setiap bayi baru lahir dan harus tetap ditempatnya sampai waktu bayi dipulangkan.
- Ø Peralatan identifikasi bayi baru lahir harus selalu tersedia di tempat penerimaan pasien, di kamar bersalin dan di ruang rawat bayi
- Ø Alat yang digunakan, hendaknya kebal air, dengan tepi yang halus tidak mudah melukai, tidak mudah sobek dan tidak mudah lepas
- Ø Pada alat atau gelang identifikasi harus tercantum nama (bayi, nyonya), tanggal lahir, nomor bayi, jenis kelamin, unit, nama lengkap ibu
- Ø Di setiap tempat tidur harus diberi tanda dengan mencantumkan nama, tanggal lahir, nomor identifikasi. (Saifudin,, 2002)
BAB III
KASUS
MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR
NO.REGISTER :83 – 05 – 98
MASUK RS TANGGAL :5 MARET 2012 PUKUL: 15.00 WIB
DI RAWAT DI RUANG :NEONATI R.V
Biodata Ibu Bapak
Nama : Ny. E Tn. S
Umur :24 tahun 29 tahun
Agama : Islam Islam
Suku/bangsa :Jawa/ Indonesia Jawa/Indonesia
Pendidikan :DIII S.
kom
Pekerjaan :Karyawan swasta Karyawan Swasta
Alamat : jl. Kruni jl. Kruni
I .DATA
SUBJEKTIF
1. Riwayat Antenatal
G1 P0 A0 Ah0 umur
kehamilan 38 – 40 minggu
Riwayat ANC : teratur 4 kali di RS Oleh dr.
spesialis
Imunisasi TT : 2 kali
TT 1 tanggal : -
2011
TT 2 tanggal : - 2011
Kenaikan BB : 12 kg
Keluhan saat hamil : Nafsu makan berkurang sampai kehamilan 3
bulan
Penyakit selama
hamil: Pasien mengatakan selama hamil tidak pernah menderita penyakit seprti
jantung, dibetes meletus gagal ginjal,hepatitis B , TBC, HIV positif ,dan
trauma penganiayaan.
Kebiasaan makan : 3x sehari ( nasi,lauk pauk,buah)
Obat/jamu : tidak pernah minum
obat-obatan dan jamu-jamuan
Merokok : tidak pernah merokok
sebelum hamil dan selama hamil
Komplikasi ibu : tidak ada hiperemesis, abortus,
perdarahan, pre- eklamsi,
Diabetes gestasional
Infeksi janin : tidak ada IUGR, polihidramnion,
gamely
2. Riwayat
Intranatal
Lahir tanggal : 6 maret 2012 , jam 03:30 wib
Jenis persalinan : SC, Indikasi : letak bokong
Penolong : Dokter di RSUD
Dr.PIRNGADI MEDAN
Lama persalinan : Kala I : 14 jam
30 menit
Kala II : 1 jam 35 menit
Komplikasi
- ibu : tidak ada hipertesi, partus lama , penggunaan obat, infeksi, KPD, perdarahan
- janin: tidak ada premature, malposisi, malpresentasi,, gawat janin, ketuban campur mekonium, prolaps tali pusat.
II. DATA
OBJEKTIF
- Keadaan bayi baru lahir
BB/PB : 3800 gr / 48 cm
Nilai APGAR : 1 menit/ 5
menit / 10 menit : 8/9/9
No
|
Kriteia
|
1 menit
|
5 menit
|
10 menit
|
1
|
Denyut jantung
|
2
|
2
|
2
|
2
|
Usaha nafas
|
2
|
2
|
2
|
3
|
Tonus otot
|
1
|
2
|
2
|
4
|
Refleks
|
1
|
1
|
1
|
5
|
Warna kulit
|
2
|
2
|
2
|
Total
|
8
|
9
|
9
|
Caput succedaneum :
tidak ada
Cepal hematoma :
tidak ada
Cacat bawaan :
tidak ada
Resusitasi :
rangsangan : tidak
Penghisapan lender : tidak
Ambu bag :
tidak
Massase jantung : tidak
Intubasi endotrakheal: tidak
O2 : tidak
2. Pemeriksaan
Umum
a. keadaan umum : baik
b. pernafasan : 42x / menit
c. warna kulit : kemerahan
d. denyut jantung : 142x/i
e. suhu aksiler : 36.7°C
f. gerakan : lincah dan aktif
g. tonus otot : (+) positif
h. kesadaran : compos mentis
i. ekstermitas : kemerahan
j. kulit : kemerahan
j. tali pusat : (+) positif berwarna hijau
keputih – putihan
k BB. Sekarang : 3800 gram
3. Pemeriksaan
Fisik
a. kepala :
normal ubun-ubun datar, sutura tidak
teraba penyusupan,tidak ada kaput suksedaneum dan cephalhematoma.
b. muka : normal, berbentuk oval
c. mata :
normal, simetris, tidak ada tanda-tanda infeksi yakni secret mata.
d. telinga : normal,simetris dan
berlubang
e. hidung : normal, simetris, terdapat
lubang di keduanya.
f. mulut :gigi
dan langit-langit normal, tidak ada sumbing, refleks hisap ada
g. leher : tidak ada
benjolan dan pembengkakan pada vena jugularis
h. klavikula : normal
i. lengan tangan : gerakan bebas, jumlah jari lengkap
j. dada : simetris, putting
susu menonjol, bunyi jantung teratur.
k. abdomen :
tidak ada benjolan, tidak ada penonjolan sekitar tali pusat pada saat menangis
, tidak ada perdarahanpada tali pusat
l. genitalia : kelamin laki – laki
,skrotum simetris, uretra berlubang.
m. tungkai dan
kaki : gerakan normal, bentuk simetris,
jumlah jari lengkap
n. anus : normal, berlubang
o. punggung : tidak ada pembengkakan dan
cekungan.
4. refleks : Moro :
(+) positif
Rooting :
(+) positif
Graps :
(+) positif
Sucking :
(+) positif
Tonickneck :
(+) positif
5. antopometri : PB : 48 cm
LK :
35 cm
LD :
32 cm
LILA :
11 cm
6. eliminasi miksi : 7 kali
mekonium :
ada, hitam kecoklatan
7. pemeriksaan penunjang
Tidak di lakukan
III.ASSESMENT
1.Diagnosa
kebidanan
Bayi baru lahir SC BB 3800 gr PB 48 cm
segera menangis.
2. Masalah
Tidak ada
3. Kebutuhan
Perawatan bayi segera setelah lahir
4. Diagnosa
Potensial
Kemungkinan bias terjadi hipotermi
5. Masalah
Potensial
Tidak ada
6. Kebutuhan Tindakan
Sgera Berdasarkan Kondisi Klien
a. Mandiri :
- merawat ibu dan bayi dalam satu ruangan( rooming in).
- mengganti bedong bayi yang basah dengan
yang kering
- merawat tali pusat dengan kasa steril
- menghangatkan bayi kedalam hipotermi
- menghangatkan bayi kedalam hipotermi
b. Kolaborasi :
dengan dokter dalam pemberian pasi, injeksi Neo K 1mg IM, dan gentamicin eye drops 0,3% 1 tetes kiri
dan kanan.
c. Merujuk :
tidak ada
IV. PLANING
Tangal 6 Maret 2012, jam 06. 30 wib
Planning:
1. pertahankan
suhu tubuh bayi agar tetap hangat
a. pastikan bayi tetap hangat dan terjadi kontak kulit bayi dengan
ibunya segera mungkin
(bounding attachment)
b. ganti handuk/kain basah dengan yang kering dan membungkus bayi
dengan kain hangat atau selimut
c. pastikan bayi tetap hangat dengan
memeriksa telapak kaki setiap 15 menit sekali
d. Biarkan bayi bersama ibunya minimal1 jam
setelah bersalin
2. beri Neo.K 1
mg. secara IM di vastus lateralis pada paha kiri rawat mata dengan gentamicin
eye drops 0.3% 1tetes kiri dan kanan
3. beri identitas
bayi berupa gelang di tangan kiri bayi sesuai dengan nama ibunya.
4. perlihatkan
bayi pada orang tua / keluarga.
6. perawatan tali
pusat
7. jaga kebersihan
tubuh bayi
8. penkes tentang
ASI eksklusif dan posisi menyusui yang benar
9. bimbing ibu
untuk melakukan perawatan payudara
10. observasi
keadaan umum / vital sign
Implementasi :
1. mempertahankan
suhu tubuh bayi agar tetap hangat
a. memastikan bayi
tetap hangat dan terjadi kontak kulit bayi dengan ibunya
b. mengganti
handuk/kain basah dan membungkus bayi dengan kain hangat atau selimut
c. mepastikan bayi
tetap hangat dengan memeriksa telapak kaki setiap 15 menit sekali
d. membiarkan bayi
bersama ibunya minimal 1 jam setelah persalinan
2. beri Neo.K 1
mg. secara IM di vastus lateralis pada paha kiri rawat mata dengan gentamicin
eye drops 0.3% 1tetes kiri dan kanan
3. beri identitas
bayi berupa gelang di tangan kiri bayi sesuai dengan nama ibunya.
4. perlihatkan
bayi pada orang tua / keluarga.
6. merawat tali pusat
dengan kasa steril agar tidak terjadi infeksi
7. menjaga
kebersihan tubuh bayi dengan cara memandikan bayi setelah 6 jam dan mengganti
popok setiap kali basah
8. menjelaskan
pada ibu ASI adalah makanan terbaik dan
ASI eksklusif adalah ASI yang di berikan dari 0-6 bulan pertama tanpa makanan
pendamping. ASI di berikan setiap kali bayi mau.
Menjelaskan posisi
menyususi yang benar
- posisi tidur/ berbaring
atur posisi ibu
agar bayi tidak mengalami kesulitan
untuk mendapat cukup ASI, jika posisi bayi tidak sesuai atau tidak tepat
dapat terjadi asfiksia.
- posisi duduk
ibu harus
mencari posisi yang nyaman, biasanya duduk tegak di tempat tidur atau di kursi,
lengan ibu menopang kepala , leher dan seluruh badan bayi muka . bayi menghadap
payudara ibu , hidung bayi di depan puting susu.
9. menjelaskan
pada ibu cara melakukan perwatan payu
dara yang benar
Kompres dengan kapas/ kain yang sudah di
basahi dengan air hangat kuku selama lima menit , tempelkan ke payudara ibu
kemudian di bersihkan seluruh payudarah,
lakuakan perawatan payudara ini sebelum menyusui bayi.
10. melakukan
observasi vital sign
HR : 142 x/i
RR : 42x/i
TEMP: 36,8 °C
Evaluasi :
- keluarga dan orang tua menyambut baik kelahiran bayi
- bayi sudah mulai rawat gabung sudah mulai menetek , refleks hisap bagus, tidak muntah
- suhu tubuh bayi tetap hangat (36,8°C) telapak kaki teraba hangat
- tidak di temukan tanda-tanda infeksi pada mata dan hipotermi
- identitas bayi sudah ter pasang (gelang bayi) sesuai nama ibunya
- Neo. K telah di berikan tidak ada tanda-tanda perdarahan tali pusat.
- pemenuhan nutrisi terpenuhi
- bayi dapat tidur tenang di box bayi
CATATAN
PERKEMBANGAN
Tanggal : 7 maret
2012 jam 07.00 wib
DATA SUBJEKTIF
- refleks hisap bagus, gerak aktif
DATA OBJEKTIF
- Suhu bayi tetap hangat (36.7°C)
- Tidak di temukan tanda-tanda hipotermi
- Tidak ada tanda-tanda perdarahan tali pusat
- HR : 142x/i, RR : 42x/I (normal)
- BB: 3750 gr
ASSESMENT
Diagnosis :
Bayi baru lahir SC, umur 2hari, BB: 3750gr
Masalah :tidak ada
Kebutuhan : perawatan bayi segerah setelah lahir
PLANING
Tanggal : 7 maret
2012, jam 07.00 wib
- konseling mengajarkan pada ibu/ orang tua bayi untuk:
- menjaga kehangatan bayi
- penkes tentang pemberian asi eksklusif
- perawatan tali pusat
- mengawasi tanda-tanda bahaya
- mengobservasi keadaan umum bayi .
- mengganti popok setiap kali basah
- mengajarkan ibu untuk memberikan ASI semaunya bayi, bila ASI tidak cukup beri PASI 60 cc/ 2jam (oral)
CATATAN PERKEMBANGAN
Tanggal : 8 maret
2012 jam 07.00 wib
DATA SUBJEKTIF
- refleks hisap bagus, tidak muntah, gerak aktif, bayi tidak rewel
- BAK lancar dan BAB lancar
DATA OBJEKTIF
- Suhu bayi tetap hangat (37°C)
- Tidak di temukan tanda-tanda hipotermi
- Tidak ada tanda-tanda perdarahan tali pusat
- HR : 120x/I, RR : 40x/I (normal)
ASSESMENT
Diagnosis :
Bayi Baru Lahir SC umur 3 hari BB: 3770
Masalah :tidak ada
Kebutuhan : perawatan bayi segerah setelah lahir
PLANING
Tanggal : 8 maret
2012, jam 07.00 wib
1
Memberikan ASI semaunya bayi
bila ASI tidak cukup bantu dengan memberikan
PASI 60cc/ 2jam oral, setiap bayi
selesai menyusu, menyendawakan bayi.
2 mengobservasi keadaan umum bayi , tanda bahaya pada bayi.
3. mengganti popok setiap kali
basah
4. merawat tali pusat dengan
kasa kering steril
5. menjaga kehangatan bayi
6. istirahat cukup
CATATAN
PERKEMBANGAN
Tanggal : 9 maret
2012 jam 13.00 wib
DATA SUBJEKTIF
- Bayi tidak rewel
- bayi menetek, refleks hisap bagus, tidak muntah, gerak aktif
- BAK lancer dan BAB lembek
DATA OBJEKTIF
- Keadaan umum bayi baik
- Suhu bayi tetap hangat (36,8°C)
- Tali pusat terbalut baik dengan kasa steril
- Tidak ada tanda-tanda perdarahan tali pusat
- Tidak ada tanda – tanda Hipotermi
- HR : 110x/I, RR : 60x/i
ASSESMENT
Diagnosis :
Bayi Baru Lahir SC hari ke -4 BB: 3800
Masalah :tidak ada
Kebutuhan : perawatan bayi segera setelah lahir
PLANING
Tanggal : 9 maret
2012, jam 07.00 wib
1. memberikan ASI semaunya bayi
2
mengobservasi keadaan umum bayi
3
mengganti popok setiap
kali basah
4
merawat tali pusat dengan kasa
kering seteril
5
menjaga kehangatan bayi
6
istirahat cukup
7
rencana bayi pulang (PBJ)
evaluasi :
- ibu dapat menerima konseling yang di berikan dan sudah mulai menerapkan ma teri konseling yang di berikan antara lain kontak kulit bayi dengan ibu, perawatan tali pusat, pemberian asi dan mengawasi tanda – tanda Hipotermi, mengganti popok setiap kali basah, menjaga kehangatan bayi,
- jam 15:00 wib kondisi bayi stabil, di ijinkan pulang.
BAB IV
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kesimpulan
yang dapat kami buat adalah:
Dalam 12 jam pertama setelah bayi lahir pemeriksaan yang di lakukan
oleh dokter,bidan atau perawat adalah
-
Menimbang berat badan,
rata-rata bayi baru lahir beratnya adalah 2500 – 4000 gram
-
Mengukur panjang badan,
rata-rata panjang bayi baru lahir adalah 48 – 52 cm
-
Mengukur lingkar kepala 33- 35
cm, Mengukur lingkar dada 30 – 38 cm
Selanjutnya dokter akan menilai kulit, kepala dan wajah,
jantung dan paru-paru, sistem saraf, perut dan alat kelamin bayi. Dokter,bidan
serta perawat juga harus memperhatikan hal – hal berikut: Pencegahan Infeksi, Pencegahan
Kehilangan Panas, Membebaskan Jalan Nafas nafas, Merawat tali
pusat, Mempertahankan suhu tubuh bayi.
DAFTAR PUSTAKA
- DepKes RI, 1992 Asuhan Kesehatan Anak dalam Konteks keluarga
- Saifudin Abdul Bahri. 2002. Buku panduan praktis pelayanan kesehatan maternal neonatal.YBP_SP.Jakarta
- JHPIEGO.2003. Panduan pengajar asuhan kebidanan fisiologi bagi dosen diploma III kebidanan. Buku 5 asuhan bayi baru lahir,Pusdiknakes.Jakarta
- Modul Asuhan Persalinan Normal